Sabtu, 28 Maret 2015

Undercover Colors, Cat Kuku yang Mampu Deteksi Obat Bius

Binjaitech - Sebuah teknologi terbaru diciptakan oleh empat sekawan asal Amerika Serikat. Mereka adalah Tyler Confrey-Maloney, Stephen Gray,  Tasso Von Windheim, dan Ankesh Madan yang sama-sama pernah menuntut ilmu di Material Science & Engineering NCSU.

Seperti dilansir Dailymail, Jumat (22/8/2014), mereka menciptakan cat kuku bernama Undercover Colors. Teknologi terbaru itu dianggap mampu mendeteksi obat bius. Para penemu menganggap cat kuku tersebut akan sangat bermanfaat bagi perempuan agar terhindar dari pembiusan yang berakhir dengan pemerkosaan.

Aneks Madan mewakili teman-temannya mengatakan penemuan Undercover Colors didasarkan pada keprihatinan dengan terus meningkatnya kasus kekerasan seksual yang dimulai dengan pembiusan. Washington Postpernah mencatat, kekerasan seksual di kampus-kampus nasional di Amerika Serikat meningkat lebih dari 50 persen, dengan total mencapai 3.900 kasus pada 2012 lalu.

“Jadi ide menciptakan cat kuku ini adalah dengan mendeteksi obat bius yang dimasukkan dalam minuman saat kencan,” terang Madan.

“Si wanita hanya perlu mengaduk minuman dengan jarinya. Jika cat kukunya berubah warna, dia akan tahu ada sesuatu yang salah,” imbuh dia.

Undercover colors memang masih dalam tahap pengembangan. Namun para penemu berjanji akan meningkatkan kualitas teknologi terbaru itu. Apalagi pihak kampus sangat mendukung mereka.

Madan menambahkan selama proses pengembangan teknologi terbaru itu, dia dan kawan-kawannya telah menggunakan ruang laboratorium melalui College of Veterinary Medicine. “Kami memiliki penasihat teknis utama yang ahli. Itu akan sangat membantu kami dalam mengembangkan serta meningkatkan Undercover Colors,” beber dia.

Teknologi Konstruksi Membuat Pencakar Langit Semakin Menjulang dan Ramping

Binjaitech - Kaki langit Manhattan, New York, Amerika Serikat, semakin berbeda dibanding satu dekade lalu. Bangunan-bangunan tinggi mencakar angkasa terus bermunculan. Fungsinya pun bermacam-macam, ada apartemen, perkantoran, hingga perhotelan. 

Sejumlah pencakar langit baru tersebut dalam beberapa kasus tampaknya melawan gravitasi. Sebut saja SHoP Architects' 111 W. 57 St, Christian de Portzamparc's One57, Jean Nouvel's 53 W. 53rd St., dan Rafael Viñoly's 432 Park Ave.

Hal yang menarik dari struktur-struktur jangkung ini adalah dimensi eksentrik. SHoP Architects' 111 W. 57 St. misalnya, memiliki rasio lebar dan tinggi satu berbanding dua puluh tiga, sementara menara World Trade Center adalah satu berbanding tujuh. Beberapa struktur baru ini, terutama pada bagian atasnya, hanya memiliki satu unit per lantai.

Arsitek dan insinyur telah menyesuaikan perbaikan dalam baja dan beton bertulang yang memungkinkan pengembang membangun gedung dengan ketinggian melebihi Empire State Building. Hasilnya, saat ini adalah zaman keemasan bagi bangunan tinggi dan ramping.

Selama beberapa waktu yang lalu, terobosan teknologi telah memungkinkan pembangun untuk mengurangi proporsi elemen, misalnya struktur baja dan beton. Kini, bangunan dengan lebih banyak kaca, mulai menjamur. Meski bangunan terlihat mudah goyah, pada kenyataannya, terdapat kekuatan luar biasa. 

Sampai akhir abad ke-19, sebagian besar bangunan memanfaatkan dinding batu dan rangka besi. Sayangnya, material ini hanya bisa menopang sekitar 10 lantai.

Lalu, datanglah baja. Pencakar langit seperti Gedung Flatiron mampu melambung begitu tinggi karena mereka ditahan oleh kerangka dari balok baja pada struktur dasarnya.

Pada tahun 1930-an, kemajuan fabrikasi kaca, membuat batu tersingkirkan. Bangunan Mies van der Rohe pada tahun 1922 contohnya, mulai menggunakan tirai kaca.

Kemudian, selama tiga dekade terakhir, insinyur telah menemukan berbagai inovasi dalam alternatif bahan dan desain, terutama di bidang beton bertulang. Inovasi ini memungkinkan pengembang mengurangi ukuran kolom eksterior.

Leo Argiris, seorang pelaku rekayasa, desain dan perencanaan perusahaan Arup, mengatakan, tidak ada penemuan baru dalam evolusi beton bertulang. Menurut dia, inovasi terdapat pada serangkaian langkah-langkah dalam memastikan bahwa setiap materi yang digunakan berkualitas tinggi dan bahan-bahan ini dicampur dan dituangkan pada waktu yang tepat.

Sementara itu, kendala lain yang juga penting untuk dipertimbankan adalah bagaimana mengangkut warga ke lantai paling dari bangunan-bangunan tinggi ini. Gedung Park Avenue misalnya, yang memiliki 96 lantai, menempatkan banyak lift, akan menghabiskan ruang. Sementara lift yang sedikit akan membutuhkan waktu lama.

Oppo Patenkan Teknologi Layar "Tanpa Bingkai"

Paten teknologi layar khusus dari Oppo yang seolah membuat bingkai jadi menghilang

Binjaitech - Demi memperluas bidang layar, bingkai alias bezel yang mengelilingi panel display pada ponsel pun semakin lama-semakin tipis. 

Lama kelamaan, bingkai layar ponsel bisa "menghilang", seperti dijelaskan dalam paten Oppo berikut ini.

Dirangkum dari GSMArena, Oppo mematenkan teknologi di mana layar persegi panjang tradisional ditutupi dengan "struktur pemandu cahaya khusus" yang transparan. 

Hasilnya, bingkai layar bisa ditipiskan sampai tampak seolah tak ada.

Pinggiran struktur yang menutupi layar tersebut sebenarnya memiliki permukaan melengkung yang memantulkan cahaya sedemikian rupa sehingga tampilan layar terlihat melebihi ukuran panel display yang sebenarnya.

Bingkai pun bisa “disembunyikan” di bawah struktur khusus tersebut, sehingga bisa dibuat “menghilang” tanpa perlu merombak proses manufaktur yang selama ini dijalankan.

Belum diketahui berapa persisnya ketebalan bingkai layar yang bisa dipangkas dengan teknologi di atas. Namun, setidaknya dokumen paten ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang dapur riset Oppo.

Teknologi yang bersangkutan telah diajukan untuk memperoleh paten pada 9 Desember 2014 lalu. Dokumen lengkapnya bakal tersedia dalam waktu sekitar tiga hingga enam bulan kemudian.

Setelah itu, Oppo mungkin bakal mulai menerapkan teknologi ini di produk gadget buatannya.