Sabtu, 02 Mei 2015

Bangkitnya Industri Dirgantara Dimulai dari R80

BinjaiTech - Industri pesawat terbang dalam negeri sempat mangkrak pasca-terhentinya proyek pesawat N-250 buatan PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). Tepatnya setelah krisis moneter menimpa Indonesia pada tahun 1998, PT IPTN (yang kemudian menjadi PT Dirgantara Indonesia) praktis tidak lagi mendapat dukungan dari pemerintah.

Namun, harapan kebangkitan industri pesawat terbang nasional kini mulai mencuat. Adalah PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang menjadi penggeraknya. 

Didirikan oleh mantan presiden BJ Habibie, PT RAI akan menambah daftar panjang pesawat terbang berlabel made in Indonesia. Salah satunya, pesawat terbang Regio Prop 80 (R80), yang diklaim dapat menjadi simbol berikutnya akan kemampuan teknologi dirgantara anak negeri.

R80 dirancang terutama untuk bandara tipe sedang yang banyak terdapat di Indonesia. Digerakkan oleh baling-baling, sehingga R80 mampu lepas landas dan mendarat di landasan pacu yang pendek dan bahkan berkerikil. Kapasitas R80 mampu mengangkut penumpang dalam jumlah besar hingga 90 orang. Pesawat terbang ini juga didukung teknologi komputerisasi mutakhir. 

Komisaris PT RAI, Ilham Habibie menjelaskan, urgensi pesawat terbang dalam negeri tidak seperti negara-negara lain. Di Indonesia produksi pesawat terbang adalah industri yang strategis. Melihat lanskap Indonesia yang kepulauan, pesawat terbang semacam R80 merupakan alat transportasi yang tepat untuk menghubungkan wilayah antarpulau dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

"Ya, kalau menurut saya, pesawat itu amat penting untuk masa depan negara bangsa ini. Pertama, ini menunjukkan kepada dunia dan membuktikan kepada diri kita bahwasannya kita bukan hanya pasar dengan sekian juta konsumen, tapi kita juga produsen," ujar Ilham Habibie saat ditemui di sela-sela acara Malam Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2014, di Jakarta, Kamis (30/4).

"Juga merupakan suatu simbol bahwa kita mampu. Kita harus pede akan kemampuan bangsa ini. Biarpun berkadar teknologi tinggi. Orang kita pintar, asalkan dikasih kesempatan," tambah Putra sulung BJ Habibie itu.

Ilham berharap pemerintah mendukung produksi R80 untuk mengubah posisi Indonesia sebagai pasar bagi produsen asing. Apabila impor ini tidak diantisipasi dengan tujuan jangka panjang, ujar Ilham, maka neraca dagang Indonesia akan minus, nilai tukar rupiah pun melemah, dan tidak tersedia lapangan pekerjaan bagi anak-anak bangsa dalam industri dirgantara.

"Harapannya, kita dapat dukungan. Dalam bentuk apa, itu yang sedang dibahas," kata dia.

Ilham tidak menampik adanya keinginan untuk menjadikan R80 sebagai Pesawat Terbang Nasional. Sebagaimana dalam industri otomotif pun belakangan ini mulai digalakkan lagi Mobil Nasional (Mobnas).

"Kami ini kan swasta. Ya tentu kami dengan senang hati berkolaborasi dan sudah berkolaborasi dengan pihak pemerintah. Bukan hanya pemerintah pusat, tapi juga daerah. Contohnya dengan Jawa Barat," tutur dia.

"Dan itu tidak berhenti insya Allah dengan R-80. Berikutnya kita harus lebih banyak berani untuk mengembangkan produk-produk kita sendiri. Jangan kita impor terus," pungkasnya.

Microsoft Patenkan Teknologi Pendeteksi Emosi

BinjaiTech - Kabar buruk bagi Google Glass, karena Microsoft tampaknya akan mengambil ide-ide segar yang berkaitan dengan pengembangan teknologi kacamata pintar. Kabar terbaru menyebutkan bahwa Microsoft telah mengantongi paten di AS untuk pengembangan teknologi kacamata pintar yang tersambung ke internet, dimana memiliki kemampuan untuk mendeteksi dan menginterpretasikan emosi orang-orang yang dilihat oleh si pengguna kacamata.  

Dilansir dari blog The Wall Street Journal, (29/04), paten yang memiliki judul klasifikasi "sistem umpan balik pendeteksian emosi di piranti sandang" diajukan pada bulan Oktober 2012 oleh Microsoft. Dan akhirnya diberikan ke Microsoft pada awal pekan ini.

Berdasarkan informasi dari narasumber di kantor paten AS, Microsoft tidak menjelaskan  apakah mereka serius tentang aplikasi ini dan apakah akan dikomersialkan dalam waktu dekat. "Sejauh ini kami tidak tahu apakah paten ini akan diwujudkan oleh Microsoft melalui sebuah produk terbaru atau hanya pengajuan paten saja. Microsoft cukup sering menerima paten sebagai bagian dari pengembangan bisnis dan usahanya. Dan tidak semua paten yang diajukan atau diterima Microsoft akan diwujudkan ke dalam produk Microsoft," ujar si narasumber.

Pengajuan paten itu tidak menentukan kegunaan, tetapi beberapa hal yang cukup jelas dapat mencakup kegiatan 'semacam  interogasi' dan wawancara kerja atau di imigrasi, di mana sensor perangkat ini akan dapat mengukur perubahan suhu tubuh seseorang, atau dapat mengambil pergeseran yang sangat halus dalam kualitas suara.

Sementara teknologi yang disebut "analisis emosional" adalah bidang yang berkembang, dengan memanfaatkan kemampuan pengolahan data yang diperoleh dari sensor, termasuk kamera dan mikrofon yang dipasang di bagisn sisi kacamata. Dari kamera, lalu  mengambil informasi visual dan audio dari subjek. Kemudian diproses untuk kemudian disesuaikan dengan hal-hal seperti variasi halus dalam ritme berbicara dan amplitudo, pilihan kata, jenis dan kecepatan gerakan, fokus mata dan postur tubuh. Semua yang dipancarkan ke database Microsoft, dan informasi tentang batasan sisi emosional dari lawan bisara tersebut kemudian disampaikan kembali ke pemakainya melalui kacamata.

Jika Microsoft benar ingin menggarap teknologi di paten itu untuk diaplikasikan ke produk kacamata pintar yang dijual secara komersial, tentu ini akan menjadi ancaman bagi Google Glass. Mengingat paten yang kini dikantongi oleh Microsoft tersebut, bisa menjadi daya jual tinggi untuk kacamata pintarnya nanti.

Rabu, 29 April 2015

Teknologi Cegah Pesawat Jatuh

BinjaiTech - Peristiwa kecelakaan Germanwings 4U9525 memunculkan kembali perdebatan di tengah pengamat dan pelaku dunia penerbangan, mampukah teknologi mencegah pilot sengaja menjatuhkan pesawat?

Dengan mengandalkan sepenuhnya terhadap teknologi, bisakah kesalahan-kesalahan yang kemungkinan bisa ditimbulkan oleh pilot atau kopilot (manusia) bisa dieliminasi?

Mantan pilot US Airways, Chesley B "Sully" Sullenberger mengatakan pendapatnya tentang hal ini. Menurut dia, pandangan seperti itu sudah jamak atau umum dijumpai di tengah masyarakat yang saat ini akrab dengan teknologi.

Namun, pada saat bersamaan, pandangan seperti itu, menurut Sully, juga membawa anggapan yang salah terhadap pengetahuan dasar tentang apa yang bisa dilakukan pilot dan apa yang bisa dilakukan oleh teknologi dalam suatu penerbangan.

"Kebanyakan orang tidak mengetahui bahwa sesungguhnya pilotlah yang selalu menerbangkan pesawat," ujar Kapten Sully seperti dikutip dari blog-nya di halaman LinkedIn resminya, Selasa (28/4/2015).

"Pilotlah yang mengambil keputusan terkait penerbangan, seperti memilih jalur dan ketinggian jelajah," ujar mantan pilot yang lolos dari maut dalam kejadian US Airways dengan nomor penerbangan 1549 yang ditching (mendarat di air) di Sungai Hudson, New York, pada Januari 2009 itu.

Sully berpendapat, walau teknologi berperan dalam membantu mengontrol pesawat, pikiran manusialah yang menentukannya. Teknologi juga terbatas, serta hanya bisa melakukan apa yang telah diprediksi sebelumnya dan diprogram sedemikian rupa agar prediksi seperti itu tidak terjadi.

Dengan demikian, menurut Sully, belum ada yang bisa menggantikan pikiran manusia dalam sebuah penerbangan.

Berkaca dari US Airways 1549

Sully pun mencontohkan kejadian US Airways penerbangan 1549, penerbangan yang memunculkan namanya sebagai salah satu pilot yang berhasil menyelamatkan 155 orang dalam pesawat di sungai setelah kedua mesin mati akibat birdstrike (menabrak burung).

Diceritakan oleh Sully, ia baru melihat sekawanan burung tersebut, 100 detik setelah pesawat tinggal landas dari bandara La Guardia, New York.

"Sekitar dua detik kemudian, kami menabraknya, padahal jaraknya waktu itu masih sekitar dua kali panjang lapangan bola," ceritanya.

Namun karena pesawat sangat kencang, sekitar 316 kaki per detik (346,74 km per jam), maka tidak cukup waktu atau jarak bagi pesawat Airbus A320 yang diterbangkannya bermanuver menghindari sekawanan burung itu.

Beberapa kawanan burung yang tertabrak saat itu ada yang tersedot ke kedua mesin jet A320 sehingga praktis kedua mesin terbakar dan mati karena kemasukan benda asing.

"Saat itu, saya dan kru hanya memiliki waktu 208 detik untuk melakukan hal yang belum pernah dilatih, dan harus melakukannya dengan benar untuk kali pertama," kata Sully.

Dari pengalamannya, Sully tahu bahwa di dekatnya ada dua landasan yang tersedia, tetapi menurut dia tidak bisa dijangkau dengan ketinggian dan kecepatan pesawat saat itu, yang perlahan melayang turun (gliding).

"Satu-satunya pilihan adalah sungai," katanya.

Menurut Sully, keberhasilan US Airways 1549 ditching di Sungai Hudson diperoleh berkat upaya kerja sama tim, kecakapan, pengetahuan yang mendalam, serta penilaian manusia yang berdasar pada pengalaman.

"Hingga kini, saya belum melihat ada teknologi yang bisa mencegah kejadian seperti itu," kata Sully yang juga merupakan seorang pakar keselamatan udara.

Butuh paduan yang pas dan peran yang jelas

Kembali ke kasus Germanwings 4U9525, apakah teknologi juga bisa mencegah jatuhnya pesawat tersebut di Pegunungan Alpen? Menurut Sully, hal itu bisa saja. 

Namun, apakah teknologi juga bisa mencegah kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya? Sully berpendapat, hal itu kemungkinan tidak bisa.

Manusia, menurut Sully, juga memiliki batasan. Namun, batasan itu bisa ditutupi dengan membuat tim yang profesional dan mengawaki pesawat. Dengan mengatur beban kerja dan membantu satu sama lain, maka sistem yang dibuat manusia akan lebih sempurna dan semakin bisa diandalkan.

Namun, berbeda dengan teknologi, semakin banyak lapisan sistem yang ditambahkan, maka hal itu semakin memunculkan celah untuk kesalahan. Menurut Sully, otomatisasi tidak semata-mata menghilangkan kemungkinan kesalahan (error), tetapi hanya mengubah sifat alami kesalahan yang dibuat sehingga berkesempatan memunculkan kesalahan baru.

Kesimpulannya, Sully berpendapat bahwa dibutuhkan paduan yang tepat antara teknologi dan manusia. 

"Sistem yang memadukan kemampuan terbaik manusia dengan teknologi adalah yang paling aman," ujar Sully.

Dengan demikian, saat mendesain sebuah sistem, maka aturan dan peran harus dibuat dengan jelas, mencakup apa yang bisa dilakukan manusia dan apa yang akan dilakukan oleh sistem atau teknologi.

"Manusia lebih tepat menjadi pelaku, sementara teknologi memberikan fungsi monitor, memberikan bantuan dalam mengambil keputusan dan menjadi pelindung."

Walau demikian, menurut Sully, tidak ada cara yang sederhana untuk mencegah berbagai kemungkinan tragedi yang bisa terjadi pada masa mendatang.

"Terbang itu seperti kehidupan, lebih kompleks dari yang kita kira," pungkasnya.

Cara Menanam Jahe di Rumah

BinjaiTech - Budidaya jahe biasanya dilakukan di lahan tanah atau kebun. Namun, tahukah Anda, menanam jahe pun bisa dilakukan di dalam rumah lho, yakni dengan menggunakan pot sebagai medianya. Terus, gimana caranya? Berikut uraian tahapannya, yuk simak.

Siapkan Bibit. Persiapan pertama, Anda perlu membeli akar atau rimpang terbaik, gemuk, jahe yang berkulit halus adalah yang terbaik. Jangan gunakan yang terlihat kurus dan layu karena itu menunjukkan bahwa akar telah disimpan terlalu lama dan telah menjadi tua. Kemudian, rendam rimpang jahe dalam air hangat selama satu malam. Setelah direndam, gunakan pot yang mempunyai drainase yang baik dan isi dengan pot tanah. Ada baiknya juga menggunakan kompos yang dicampur dengan tanah.

Proses penanaman. Potong direndam jahe Anda menjadi beberapa potongan, yang memungkinkan adanya beberapa benjolan/tunas  per potongnya. Lalu tanam 2 atau 3 rimpang jahe ke dalam pot sedalam permukaan tanahnya saja dan  beri jarak per rimpangnya serta tutupi dengan tanah, tipis saja agar saat memeriksa pertumbuhannya tidak perlu menggalinya. Dan tentunya jangan lupa untuk menyirami dengan air secukupnya.

Letakkan pot tadi di ruangan atau tempat yang masih terkena sinar matahari dan suhunya antara 23-30 °C, suhu yang rendah dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan jahe, jadi hindari penempatan jahe pada suhu yang rendah.

Perawatan. Jaga tanaman jahe Anda pada kondisi lingkungan yang tepat dengan menjaga kelembaban udara dan menyiraminya secara teratur untuk memastikan bahwa jahe yang kita tanam tidak mengering yang juga akan menghambat pertumbuhannya. Tanah harus tetap lembab namun tidak basah atau terlalu banyak air. Ingatlah untuk menjaga jahe Anda berdrainase baik untuk menghindari pembusukan rimpang.

Salah satu trik untuk menjaga kelembaban tinggi dan memastikan drainasenya baik, adalah dengan menempatkan pot Anda diatas tempat atau nampan yang berisi batu-batu kecil. Hindari kondisi nampan yang penuh air. Dengan cara ini air yang menetes bekas siraman dan jatuh kenampan tadi akan menguap ke atas atau pot dan akan menambahkan kelembaban pot tersebut. Walaupun terlihat rumit tapi hal ini sangat baik bagi pertumbuhan jahe.

Tidak hanya kelembaban, walaupun di dalam pot penyiangan juga perlu dilakukan, jahe juga menyukai lingkungan yang hangat dengan menjaga suhu dalam ruangan Anda setidaknya 25 °C. Jangan baranggapan bahwa meletakkan tanaman jahe di jendela yang cerah akan baik. Untuk membuat keadaan menjadi lebih baik, jahe juga suka sinar matahari parsial, jadi jahe tidak terlalu membutuhkan cahaya matahari secara langsung.

Pemanenan. Pemanenan untuk jahe gajah atau jahe yang putih besar yang biasa untuk bahan masakan biasanya dapat dipanen mulai usia 8 bulan namun tergantung kebutuhan juga, ada yang mengkonsumsi pada saat usia 4 bulan untuk dijadikan jus jahe yang merupakan minuman sehat dari jahe.

Namun jika untuk keperluan memasak dapat digunakan seperlunya dan kapan saja, dan ingat setelah di panen sisakan rimpangnya untuk di tanam lagi supaya penanamannya berkelanjutan untuk menjaga stok jahe kita. Jangan khawatir jika tanaman jahe tersebut terlalu lama tidak dipanen karena beberapa jenis tanaman jahe akan mengeluarkan bunga jahe yang indah dan memiliki aroma khas.

Yuk membudidayakan Jahe!

BinjaiTech - Jahe memang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman temu-temuan asal Asia ini banyak digunakan sebagai obat penyembuh dan pencegah berbagai penyakit. Meski demikian ternyata budidaya tanaman ini baru booming beberapa tahun terakhir seiring munculnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk alami. Peluang ini pun akhirnya banyak dilihat para petani untuk dibudidayakan.

Lepas dari budidaya jahe konvensional, kini ada teknik baru dalam berbudidaya jahe, yakni teknik rekayasa rimpang dengan merangsang rimpang jahe supaya bertingkat-tingkat, yang dikenal dengan istilah teknik verikultur. Teknik ini tidak banyak memakan tempat sehingga pola budidaya ini cocok untuk lahan sempit, lahan tidur atau lahan yang kurang produktif.

Budidaya jahe dengan menggunakan karung dengan media yang remah telah dilakukan di Hawai sejak 2004. Sementara di Indonesia, budidaya seperti ini mulai diterapkan oleh petani di Banjarnegara dan Brebes.

Adapun teknik pembibitan jahe verikultur ini terdiri dari 3 jenis, yakni :

1. Teknik Polybag

Teknik ini sangat cocok bagi para petani pemula karena mengaplikasiannya sangat mudah, Anda bisa membeli langsung kepada para pembuat bibit yang sudah disemai di polybag. Langkah pertama yang perlu mendapatkan perhatian adalah bibit jahe yang akan digunakan sebagai bibit, bibit jahe yang bagus adalah sebagai berikut:

Bibit jahe sudah berumus lebih dari 1 tahun. Untuk bisa membedakan, bibit jahe yang sudah tua biasanya bertekstur lebih keras, dengan warna yang lebih gelap.Pilihlah bibit jahe yang sehat, gemuk dan tidak keriputBibit jahe sudah terbebas dari sisa-sisa tanah yang menempel pada bibit.Bibit jahe sudah kering sehingga tidak perlu lagi menjemur

Setelah mendapatkan bibit jahe, bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering. Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam. Kemudian tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. Pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan polybag dengan ukuran diameter 10cm, lalu Isi polybag dengan tanah dicampur BOKHASI dengan perbandingan 3:1. Masukkan bibit jahe kedalam polybag, ingat jika bibit jahe sudah mulai tumbuh tunas kecil, pemasangan jangan sampai terbalik, tunas menghadap ke atas, lalau tutup bibit jahe dengan tanah setebal 2 cm. Taruh bibit jahe polybag yang sudah terisi bibit jahe di tempat gelap, untuk merangsang pertumbuhan

Bibit jahe akan tumbuh tunas setelah berumur 1 minggu s/d 2 minggu, pertumbuhan tunas bibit jahe tidaklah seragam, jadi jangan terlalu heran jika pertumbuhan bibit jahe anda tidak seragam. setelah bibit jahe berdaun 3 lalu pindah ke media tanam yang diinginkan, bisa dipindah ke media tanam pola sak atau dengan pola gedek, atau pola batako (dibahas pada tulisan selajutnya)

Keuntungan dari pembibitan ini adalah tingkat keberhasilan tumbuh tunas lebih tinggi, dan juga praktis dan mudah pemindahannya, sehingga cocok untuk diperjualbelikan. Tetapi memakan biaya yang cukup tinggi.

2. Teknik Persemaian

Persyaratan pemilihan bibit dengan teknik ini sama persis dengan yang di atas, yang membedakan hanya teknik persemaiannya saja. Adapun langkah persemaiannya adalah sebagai berikut :

Bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik  selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering,Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam.Tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan. Siapkan persemaian tanah yang dicampur BOKASHI dengan perbandingan 3:1Sebar bibit jahe dengan merata di atas media tanah tersebut, lalau tutup dengan tanah setebal 2 cm.Tutup persemaian dengan sak atau daun selama 5 hariSetelah tumbuh tunas di atas tanah lepas penutup tadiUsahakan bibit jahe hanya terkena sinar matahari paling lama 2 jam di pagi hari, dengan kapasitas sinar yang masuk hanya 50% dengan menutup persemaian dengan paranet.Bibit siap dipindah setelah berdaun 3 atau lebih

3. Teknik Tanam Langsung

Teknik yang terakhir ini adalah teknik yang sangat mudah dan murah karena tidak memerlukan polybag untuk persemaian bibit.  Bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik  selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering. Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam. Kemudian tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan.

Setelah itu bibit jahe sebar lagi ditempat yang rata, kalau bisa di dalam ruangan, lalu tutp bibit jahe dengan sak atau daun, setelah 5 hari buka dan pilihlah bibit yang sudah tumbuh tunas lalu masukkan ke media tanam, bisa media tanam sak, gedek atau batako, lalu tutup bibit jague dengan tanah setinggi 5 cm.

Selasa, 28 April 2015

Bodyprint, Fitur Pemindai Telinga

BinjaiTech - Tim peneliti dari laboratorium Yahoo! mengembangkan fitur pemindai telinga pada telepon pintar. Fitur bernama Bodyprint ini berfungsi sebagai sistem keamanan untuk mencegah orang lain mengakses data pengguna telepon pintar.

Tim yang beranggotakan Christian Holz, Senaka Buthpitiya, dan Marius Knaust ini merancang teknologi yang diklaim mampu mengenali bentuk telinga. Kemampuan lainnya adalah mendeteksi gerakan tangan serta kekuatan genggaman jari pada bagian tepi ponsel.

“Ini untuk memastikan agar hanya pemilik ponsel yang bisa masuk ke menu utama,” ujar tim peneliti, seperti ditulis situs Tech Crunch, Ahad, 26 April 2015.

Fitur keamanan yang tengah menjamur adalah pemindai sidik jari atau fingerprint scanner. Fitur itu bekerja dengan mendeteksi sidik jari yang menyentuh layar ponsel.

Pemindai sidik jari dianggap kurang efektif, khususnya bagi ponsel dengan resolusi yang tidak terlalu tinggi. Sebab ada kekhawatiran fitur itu tidak mampu memindai sidik jari dengan sempurna.  

Sebagian pihak meragukan akurasi pemindai telinga. “Tingkat ketepatan pemindai ini mencapai 99,52 persen,” kata tim ilmuwan mengklaim. Teknologi pemindai telinga diharapkan dapat menjadi alternatif bagi sistem keamanan di perangkat bergerak.

Ini bukan pertama kalinya anggota tim ilmuwan Yahoo! mengembangkan sistem keamanan lewat pemindaian. Pada 2012, Holz melakukan uji coba terhadap sensor Kinect. Kala itu teknologi tersebut digunakan untuk mengidentifikasi orang yang hendak mengakses sabak digital (tablet) Microsoft Surface berdasarkan sepatu yang digunakan.