Jumat, 17 April 2015

Sepatu Olahraga Baru dengan Teknologi Terkini

BinjaiTech - MENJALANKAN gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga, kini memang tengah menjadi gaya hidup warga urban. 

Untuk menyemarakkan momen ini, tidak heran sejumlah produsen sepatu dan perlengkapan olahraga terkemuka berlomba mengeluarkan produk baru dengan berbagai keunggulan dan inovasinya. Produsen peralatan olahraga asal Jerman, Puma, misalnya, meluncurkan sepatu khusus running Puma Ignite. Sepatu teranyar ini memiliki material berbahan ringan yang memaksimalkan energi untuk berlari lebih lama. 

Puma Ignite dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai tipe pelari yang dapat memberikan respons pada setiap tekanan yang Anda berikan saat melangkah. Dikembangkan selama sembilan tahun, Puma Ignite kini telah dilengkapi dengan teknologi foaminovatif yang membuatnya menjadi sepatu lari Puma paling responsif. 

Teknologi yang diberi nama ForEverFoam dalam sepatu Puma Ignite ini memberikan kenyamanan dan daya tahan optimal yang secara strategis diletakkan di bagian tumit—bagian tubuh yang menerima beban berat ketika Anda berlari. Khusus bagi pencinta desain sepatu runningyang stylish dan keren, Puma Ignite memberi pilihan warna menakjubkan untuk dikombinasikan dengan fashion runningfavorit Anda. 

Peluncuran sepatu ini dilakukan oleh Usain Bolt di jantung kota New York, Amerika Serikat. Pelari yang disebut The World’s Fastest Manini menggemari Puma Ignite karena bagus menjadi pilihan ketika harus berlatih berjam-jam. Itu karena alas kaki ini dapat membantu mempertahankan stabilitas energi tubuh ketika berlari. 

Setelah peluncuran ini, Puma dan Usain Bolt telah menantang pelari di sepuluh kota di seluruh dunia untuk melakukan hal serupa melalui kompetisi lari yang ada di daerah. Kampanye Ignite Your Cityakan melakukan perjalanan ke Tokyo, Jepang, minggu depan, dan diikuti dengan kota-kota ternama lainnya. 

Sementara itu, Adidas juga memperkenalkan sepatu lari terbaru yang diklaim sebagai sepatu lari terbaik yang pernah ada, yaitu Ultra Boost. Merek sepatu ternama dunia ini mengembangkan Ultra Boost menggunakan pengukuran bentuk dan permukaan 3D ARAMIS untuk memberikan pengalaman lari yang mudah beradaptasi. 

Ultra Boost menyesuaikan dengan langkah seorang pelari secara intuitif dan memberikan pengembalian energi tak tertandingi dari Boost, dukungan superior dan kenyamanan adaptif lebih dari ratusan kilometer, di hampir setiap lingkungan. 

Ultra Boost menampilkan 20% lebih banyak material bantalan Boost, bantalan pengembalian energi tertinggi dalam industri lari dan telah menghilangkan sol tengah EVA tradisional untuk kontak lebih cepat untuk memberikan sensasi tertinggi dari Boost. 

Terbuat dari ribuan kapsul energi yang unik, Boost memberikan kinerja yang konsisten sepanjang lebih ratusan kilometer dalam kondisi apa pun.

Tusuk Gigi Deteksi Kandungan Boraks

Binjai Tech - Indonesia boleh berbangga dengan prestasi remaja yang dimilikinya, semisal yang sudah dilakukan oleh Dayu Laras Wening dan Luthfia Adila, siswi SMA 3 Semarang. Keduanya menciptakan alat deteksi kandungan boraks dalam makanan yang berbentuk tusuk gigi yang dinamakan‘Stick Of Borax Detector’.

Keberhasilan kedua remaja pandai itu membuahkan medali emas yang diberikan dalam National Young Inventors Award tahun 2014 lalu. Keduanya mengaku ide untuk membuat penemuan tersebut muncul saat di Indonesia banyak kasus penggunaan boraks dalam makanan.

Boraks yang dikonsumsi oleh manusia sudah jelas akan memberi efek buruk terhadap kesehatan, namun sayangnya cukup sulit bagi masyarakat awam untuk mengetahui apakah ada kandungan boraks di dalam bahan makanan tersebut.

Penemuan alat ‘Stick Of Borax Detector’ itu memang terkesan sederhana, sehingga banyak saingan di dalam ajang kompetisi internasional yang mereka ikuti, terkesan meremehkan dan menghina.

“Saat di stand, sempat ada yang bilang ‘Seperti ini kok bisa lolos?'” kisah Wening dilansir oleh laman Tribunnews.

Namun ternyata juri malah memberikan penghargaan berupa medali emas kepada kedua remaja putri itu.

Cara pakai alat deteksi boraks berupa tusuk gigi tersebut sangat sederhana. Cukup menusuk makanan dengan tusuk gigi dan diamkan 5 detik. Akan terjadi perubahan warna di ujung tusuk gigi menjadi merah, bila makanan mengandung boraks.

Saat ini penemuan mereka bernama ‘Stick Of Borax Detector’ (Sibodec) tersebut sudah dipasarkan dan dapat dibeli baik secara online maupun offline. Hebat.

Google Patenkan Teknologi Pembersih Layar Sentuh

BinjaiTech - Google telah mematenkan teknologi untuk membersihkan layar sentuh.

Dalam tulisan di blog resminya, seperti dilansir dari The Next Web, Google telah mendapat hak paten baru untuk sebuah teknologi pembersih layar sentuh. Teknologi ini nantinya berfungsi untuk membunuh kuman yang menempel pada layar gadget menggunakan sinar ultraviolet.

Teknologi ini semakin penting dan diperlukan mengingat berbagai gadget kini menggunakan layar sentuh. Pengguna pun kerap menyentuh gadget-nya di berbagai tempat, termasuk di toilet, dapur, dan saat makan.

Dengan demikian layar gadget dapat menjadi kotor dan dipenuhi berbagai kuman yang menimbulkan penyakit.

Suzuki Wagon R Dilengkapi Teknologi Idling Stop

BinjaiTech - Maruti Suzuki cabang usaha Suzuki Motor Corporation untuk pasar India sedang giat membuat mobil hemat bahan bakar. Bahkan saat ini Maruti Suzuki berencana memperkenalkan fitur teknologiidling-stop di beberapa model. Disinyalir model pertama yang akan mendapatkan teknologi tersebut adalah Wagon R.

Seperti dilansir dari Autocarindia, Kamis (16/4/2015), fitur idling-stop merupakan sistem mematikan mesin secara otomatis ketika kendaraan sedang berhenti. Teknologi ini datang dengan nama Eco Cool. Jadi, saat mesin mati penyejuk udara kabin (AC) akan tetap bekerja bahkan ketika mesin dimatikan AC akan tetap menyala, ini berkat perangkat penyimpanan pendingin yang terletak di AC.

Maruti Suzuki memperkirakan dengan adanya fitur baru ini Wagon R akan lebih hemat bahan bakar ketimbang model sebelumnya. Tidak hanya Wagon R, menurut kabar yang beredar Maruti juga akan memasangkan fitur baru tersebut ke Ertiga facelift dan Ciaz.

Sebelum idling-stop, produsen ini juga mempunyai rencana memperkenalkan teknologi stop-start untuk model tertentu. Sistem ini mirip dengan idling-stop tapi bedanya AC tidak bekerja atau mati.

Kamis, 16 April 2015

Google Glass Generasi Terbaru akan Dilengkapi Teknologi Eye-Tracking?

BinjaiTech - Beberapa waktu lalu Google mengungkapkan jika perangkat kacamata pintarnya yaitu Google Glass akan diperbaharui baik dari tampilan desain dan juga fitur didalamnya setelah sebelumnya memang sudah diluncurkan oleh Google.

Dan memang Google sendiri sudah menunjuk Tony Fadell dari Nest untuk memimpin proyek pengembangan Google Glass generasi terbaru. Tapi hingga kini memang belum terdengar tentang sesuatu yang baru yang akan dihadirkan di Google Glass generasi terbarunya ini.

Tapi seperti yang dilansir dari BGR, baru-baru ini beredar paten Google yang mengungkap teknologi eye-tracking, walau masih belum pasti apakah fitur ini akan disertakan pada perangkat Google Glass generasi terbaru. Namun tampaknya sangat masuk akal jika Google Glass berikutnya akan mendapatkan fitur ini.

Dengan teknologi eye-tracking, maka pengguna akan dapat berjalan dan melihat berbagai obyek seperti papan nama restoran misalnya. Dan nantinya Google akan dapat menampilkan review untuk tempat tersebut. Dan juga fitur ini juga bisa digunakan di toko di mana pengguna akan dapat melihat obyek dan menemukan informasi seperti harga diskon misalnya.

Rabu, 15 April 2015

Teknologi 'Modis' Diklaim Bisa Tingkatkan Produksi Pertanian

BinjaiTech - Perubahan iklim membuat pertani harus perpikir keras untuk meningkatkan hasil produksi pertanian. Kepala Badan Penelitian Pertanian Kementerian Pertanian, Haryono mengatakan adateknologi yang bisa membantu meningkatkan produksi pertanian. Teknologi yang bakal membantu ini dengan menggunakan citra satelit Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (Modis). 

Dengan teknologi ini, maka iklim di wilayah pertanian bisa diprediksi, khususnya musim kemarau pada April hingga September tahun ini. Informasi dari teknologi tersebut dikeluarkan dua kali setahun, selain pada musim kemarau, juga pada musim hujan periode Oktober sampai Maret. 

Berdasarkan data citra satelit yang dimiliki NASA itu, maka akan terpantau luas tanam dan luas panen di seluruh Indonesia, khususnya di Sumatera, Jawa, Bali, dan Sulawesi. "Kalimantan dan Papua lagi digarap," ujar dia, Selasa (14/4). 

Penggunaan data citra satelit tersebut dilakukan melalui kerja sama Badan Litbang Pertanian dengan Lapan. Data citra satelit tersebut juga memungkinkan untuk melakukan pemantauan terhadap pertumbuhan padi di empat kepulauan tersebut. "Kita mengetahui berapa luas tanam, per propinsi hingga tataran kecamatan," ujar dia. 

Haryono menjelaskan, perubahan iklim yang terjadi di masa ini memang perlu dihadapi oleh para petani dengan teknologi. "Petani harus diberikan info secepatnya, seakurat mungkin karena harus kejar-kejaran dengan perubahan iklim," tutur dia.

Selama empat tahun terakhir, pihaknya sudah bekerja sama dengan Lapan, untuk mengkombinasikan data iklim, dengan sektor pertanian, khususnya saat ini padi, jagung, dan kedelai.

Kenal Lebih Dekat Teknologi Ponsel DIY 'Do It Yourself'


BinjaiTech - Jika mendengar frasa “do it yourself” atau DIY, mungkin yang terbayangkan oleh Anda adalah kerajinan tangan untuk membuat kartu ucapan, buku agenda, atau pakaian. Tapi tahukah Anda bahwa kini teknologi ponsel juga memungkinkan pengguna berkreasi secara DIY? Berikut adalah beberapa fakta menarik mengenai teknologi ponsel DIY atau yang juga dikenal dengan istilah moduler.

Dunia Perakitan Komputer
Sistem komputer biasanya berbasis PC/AT, standar yang dikembangkan oleh IBM, atau Macintosh yang dikembangkan oleh Apple. Standar PC/AT dari IBM didukung oleh sebagian besar vendor, karena menggunakan aksitektur x86 yang bersifat terbuka. Dan berkat arsitektur perangkat keras yang juga terbuka, teknologi x86 memungkinkan pengguna membuat PC-nya sendiri, dan inilah yang membuat PC rakitan menjadi populer. Standar PC/AT membuat komponen PC menjadi moduler, dan teknologi ini turut menentukan standar untuk antarmuka atau interface-nya. Hasilnya, pengguna bisa membuat komputernya sendiri dengan merakit kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak, kemudian melakukan upgrade sendiri.

Desain moduler dan mix-and-match ini mulai memasuki dunia ponsel. Contohnya bisa dilihat di ponsel moduler Eco-Mobius dari ZTE dan Project Ara dari Google. Model-model baru inilah yang mengangkat teknologi desain moduler. Ponsel moduler ini bisa dengan mudah dibongkar dan dirakit ulang sesuai kebutuhan dan selera penggunanya.

“Lakukan terhadap perangkat keras seperti apa yang Android lakukan terhadap perangkat lunak.” Inilah pemikiran di balik desain ponsel moduler. Desain moduler ini telah diterapkan di tablet, kamera, dan produk digital lainnya. Seperti mainan balok untuk anak-anak, pengguna kini bisa menggunakan modul yang sama untuk menciptakan produk dengan bentuk dan fitur berbeda.

Kamera Konsep Equinox Yang Mirip Puzzle
Kamera konsep Equinox ini sangat fleksibel, dengan bodi utama yang terpisah dari sensor dan lensa. Kotak intinya berisi sensor dan mount serta bisa dipasangkan dengan setidaknya tiga modul bodi utama untuk menciptakan sebuah kamera dengan kapabilitas yang berbeda. Modul bodi yang paling kecil terlihat seperti pegangan saja dan memiliki fungsi tombol rana. Modul ini bisa dimasukkan ke dalam bodi kamera yang lebih besar untuk memberi fungsi-fungsi kamera digital yang lengkap. Untuk pengaturan manual dengan tombol dan roda pengatur fisik, tersedia bodi kamera yang lebih besar lagi. Jika portabilitas bukan faktor yang paling penting bagi penggunanya, contohnya, dalam sebuah studio, modul sensor CCDnya bisa dihubungkan dengan adapter khusus ke perangkat lunak yang mengendalikan kamera.

ZTE Eco-Mobius Yang Menyerupai Lego
Ponsel moduler Eco-Mobius dari ZTE memperoleh penghargaan desain Red Dot “Best of the Best” di tahun 2013. Seluruh modul fungsional sudah terpasang dalam sebuah framework dan dapat dibongkar-pasang. Ponsel ini dibagi menjadi 4 modul terpisah: LCD, inti, kamera, dan baterai. Modul LCD terdiri dari layar dan lensa. Modul inti meliputi CPU, GPU, ROM dan RAM yang bisa dipertukarkan, serta bagian elektronik lainnya. Modul kamera dan bagian di dalam modul inti direkatkan dengan magnet. Desainer ZTE juga telah mendirikan platform jual-beli yang sangat efisien untuk modul-modul ponsel ini demi mengurangi pemborosan.

Laptop Fleksibel
Produk digital yang mudah dilipat dan diputar bukanlah ide yang baru, namun, laptop Flexbook dapat dilipat dua kali, dan ini adalah hal yang baru. Keyboard dan layar dapat diputar hingga 180 derajat. Keyboard dan layar yang persegi panjang dapat dilipat setengah, sementara keyboard dan layar terhubungkan dengan sebuah engsel, sehingga layar menutupi keyboard. Bagian belakang laptop tersebut serupa sebuah cover buku yang dapat dijinjing dengan praktis.

Masa Depan DIY
Dengan konsep DIY ini, masa depan ponsel berada di tangan kita sendiri. Kita sudah dapat men-DIY-kan perangkat keras dan lunak komputer, dan kita akan memiliki ponsel moduler. Ponsel moduler di masa depan bisa jadi memiliki kotak inti yang tipis sebagai modul inti standar dan modul fungsional yang dapat ditambahkan. Pengguna yang menyukai musik dapat memasang dan mengubah modul audio mereka. Pengguna yang menyukai fotografi dapat melakukan hal yang sama terhadap modul kameranya. Anda juga dapat memasangkan baterai dengan kapasitas yang besar untuk waktu standby yang lebih lama atau memasangkan layar yang besar dan volume yang lebih keras pada ponsel sederhana untuk anggota keluarga yang relatif sudah tua. Secara keseluruhan, DIY adalah konsep untuk menikmati teknologi tinggi yang dapat dengan mudah disesuaikan, dan di lain sisi juga dapat menghemat biaya dan mengurangi pemborosan serta limbah.

Selasa, 14 April 2015

Nokia Pamer Teknologi 40 Kali Lebih Cepat dari 4G

BinjaiTech - Nokia Networks tampaknya tak mau tenggelam dalam kompetisi dunia telekomunikas dunia. Saat beberapa vendor teknologi menggelar teknologi 4G, perusahaan asal Finlandia ini belum lama ini memamerkan teknologi jaringan mobile generasi kelima atau 5G. Teknologi itu dipamerkan dalam pertemuan tingkat timggi di Boston, Amerika Serikat. 

Dilansir dari Daily Mail, Senin 13 April 2015, Nokia Networks sesumbar teknologi 5G besutannya bisa diadu dengan teknologi sejenis dari perusahaan lain. 

Nokia Networks mengklaim teknologi 5G yang dikembangkan berkecepatan akses internet 10 Gb per detik. Kecepatan itu 40 kali lipat dari kecepatan 4G saat ini yang mencapai 42 Mbps.

Teknologi 5G Nokia Networks itu juga 10 kali lipat dari teknologi kabel Google, Google Fiber di Amerika Serikat dan seperempat lebih kencang dibandingkan teknologi serupa yang dipamerkan Samsung awal tahun ini. Teknologi 5G Samsung hanya memiliki puncak kecepatan akses 7,5 Gb per detik.  

"Di Nokia, kami berusaha memperluas potensi manusia dari dunia yang terhubung. Kecepatan jaringan seluler 5G 10 Gbps dengan latensi sangat rendah adalah kekuatan pendorong untuk masifnya pita lebar (broadband) mobile," kata Lauri Oksanen, Wakil Presiden Riset dan Teknologi Nokia Networks. 

Untuk menghasilkan teknologi 5G, Nokia Networks menggandeng National Insturments (NI). Teknologi ini berjalan pada frekuensi 73 Ghz, yang sebelumnya tak pernah digunakan pada jaringan mobile.

Disebutkan panjang gelombang pada pita frekeunsi itu sekecil milimeter (mmW). Frekuensi ini telah digunakan oleh radio astronomi, radar pesawat dan pemindai keamanan di bandara. 

Sejauh ini, rentang jaringan mobile berjalan pada 700 MHz dan 3500 Mhz, dengan kecepatan maksimal secara teori hanya 42 Mbps. 

Penggunaan spektrum frekuensi baru itu disebutkan menjadi kunci masa depan jaringan 5G karena menawarkan zero latensi. 

Meski menawarkan koneksi yang super cepat, tapi jaringan 5G butuh ekosistem yang kuat. Pertama dari sisi ketersediaan perangkat yang mendukung teknologi generasi kelima itu saat ini belum banyak. Saat ini rata-rata produk ponsel pintar tak bisa menerima sinyal dan panjang gelombang pada frekuensi tinggi. 

Jaringan 5G juga bergantung pada banyak tiang telepon baru yang yang harus lebih tinggi, serta lebih pendek untuk menerima sinyal teknologi itu. 

Sebelumnya, panjang gelombang yang digunakan uji coba 5G dianggap kurang cocok untuk jaringan mobile. Sebab panjang gelombang ini memiliki jarak terbatas, mudah terhalang oleh bangunan serta membutuhkan penerima sinyal khusus.

Nokia Networks tampaknya siap untuk bermain dalam teknologi 5G. Sebelumnya perusahaan ini telah menyelesaikan pengujian langsung teknologi High Speed Cell FACH. 

Teknologi ini memungkinkan ponsel pintar bisa lebih efisien dalam menerima paket data. Ponsel bisa mengirim dan menerima data dalam jumlah yang lebih kecil. Dengan rekayasa ini, maka akan meningkatkan kecepatan browsing, menghemat energi dan waktu respon akses ponsel.

Senin, 13 April 2015

Google Patenkan Teknologi Blokir Trailer Film Baru

BinjaiTech - Google berencana untuk memblokir spoiler film baru termasuk di dalamnya trailer film agar tidak bocor terlebih dahulu. Cara yang ditempuh Google untuk hal itu ialah dengan mematenkan berbagai konten terkait berbagai bocoran film atau episode terbaru dari serial TV.

Dilansir laman Mirror, Sabtu (11/4/2015), paten tersebut pada dasarnya memberikan kekuasan pada Google untuk untuk melacak apa yang orang-orang tonton, kemudian memblokir semua hal terkait film dan serial TV tersebut. Google diperkirakan akan memblokir konten bocoran film baru dari pencarian di halaman Web (Google News) dan Chromecast sehingga pengguna dijamin tak bisa mencari bocoran mengenai konten film baru dan episode dari serial TV favorit.

Rencana Google mematenkan pemblokiran spoiler atau bocoran film baru tersebut dinilai sebagian orang hanya dijadikan alat oleh Google untuk mencegah perusahaan saingan agar tak mendapatkan paten itu duluan. Seperti diketahui, saingan Google, Apple telah mendapatkan banyak paten dari berbagai hal.

Tak puas dengan itu, Google juga berencana memblokir berbagai spoiler film dan serial TV yang juga muncul di jejaring sosial. Menarik untuk dilihat, apakah paten Google ini akan benar-benar efektif membatasi pengguna untuk mencari tahu konten film dan serial TV yang belum ditayangkan.

Menghentikan spoiler atau bocoran film dan serial TV bertarti membatasi pengguna untuk mencari tahu seputar film baru yang ingin ditontonnya. Jadi jika Google benar-benar mematenkan hal tersebut, tak ada pilihan lain bagi orang-orang selain langsung menonton film baru yang mereka tunggu saat resmi diluncurkan.

Minggu, 12 April 2015

Ini Teknologi Pembesaran Payudara untuk Liburan

BinjaiTech - Terinspirasi dari teknologi uji coba pembesaran payudara yang bertahan hanya 24 jam, seorang ahli bedah plastik, Norman Rowe, asal New York, Amerika Serikat, menciptakan inovasi pembesaran payudara untuk liburan. Rowe menyebutnya dengan istilah “Vacation Breast”. Sebab, teknologi ini memang menawarkan pembesaran payudara yang hanya bertahan selama dua minggu.

Mengapa dua minggu? Menurut Rowe, itulah waktu berlibur yang umumnya di ambil sebagian besar wanita. Selain liburan, inovasi pembesaran payudara ini juga bisa diaplikasikan oleh Anda yang ingin menghadiri resepsi pernikahan di luar kota atau perhelatan sosial lainnya.

Seperti dilansir oleh ABC, Rowe menolak untuk menjelaskan secara detil mengenai kandungan injeksi temuannya ini.

Rowe hanya bersedia mengatakan bahwa suntikan ini merupakan solusi saline dengan aditif yang telah umum digunakan pada tindakan medis untuk sejumlah kasus kesehatan lainnya.

“Uji coba pembesaran payudara selama 24 jam, sebelum benar-benar melakukannya secara permanen memang inovatif, tapi tetap saja itu hanya 24 jam,” terang Rowe pada ABC.

Selanjutnya, dia menegaskan, “Temuan Vacation Breasts ini bukan hanya akan memikat wanita untuk tampil lebih seksi dengan bikini, tapi ini juga bisa menyakinkan mereka untuk membesarkan payudara permanen”.

Untuk mematenkan teknologi ini, Rowe telah melakukan lobi dan pendekatan pada Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA). Tujuannya agar bisa segera dipasarkan pada tahun 2016 mendatang.

Kemudian, Rowe menjelaskan, pembesaran payudara temporari ini juga bisa dimanfaatkan oleh pria yang menginginkan bentuk perut kekar dan maco.

Terapi ECCT, Teknologi Pengobatan Kanker Tulang

BinjaiTech - Kanker tulang menempati prevalensi terbanyak ketiga di Indonesia (0,9 per 100.000 orang). Beberapa literatur juga menunjukkan  jenis kanker tulang sekunder lebih banyak terjadi. Metastasis tulang atau penyebaran sel-sel kanker yang berasal dari kanker payudara, ginjal, paru-paru, prostat, tyroid dan myeloma.

Dokter Tulang Warsito Purwo Taruno bersama C-Tech Labs, Edwar Technology mengeluarkan teknologi terbaru yang telah mendapatkan pengakuan dunia dan digunakan di Amerika Serikat dan Jepang.

"Kerja alat ini dengan menggunakan medan listrik yang dapat menarik kepinggir mikrotubula," katanya dalam Seminar Hari Kanker Tulang Indonesia di Menara Top Food, Tangerang, Sabtu (11/4/2015).

Prinsip kerja ECCT, jelasnya, menggunakan medan listrik arus bolak balik berfrekuensi dan intensitas rendah. ECCT membunuh sel kanker saat sel itu mengalami mitosis (pembelahan) sehingga terjadi Apoptosis (proses mematikan sel). Sel-sel yang mati akan pecah dan diserap oleh tubuh kemudian di buang lewat keringat, urin dan feses.

"Tapi, alat ini masih ada kekurangan yakni alat ini sangat efektif apabila digunakan untuk kanker yang besarnya tidak lebih dari 3-5cm," ungkapnya.

Sedangkan, terangnya, untuk yang lebih dari 5cm, ECCT hanya efektif untuk mencegah tidak terjadinya metastasis di paru-paru dan otak. Akan tetapi, kendalanya adalah pembuangan massa yang meleleh karena alat tersebut seringkali perlu dilakukan operasi/amputasi diteruskan dengan pemakaian ECCT kembali untuk membersihkan atau mencegah penyebaran ke organ lain.

"Terapi ECCT dilakukan dalam kurun waktu 4-6 bulan secara berkelanjutan dan dengan rutin melakukan pengecekan ke dokter tulang," tutupnya.

Google Kembangkan Teknologi Baterai Baru

BinjaiTech - Semua produk elektronik, mulai dari arloji pintar hingga mobil, akan menjadi lebih baik jika mereka menggunakan baterai dengan teknologi yang lebih canggih. Sayangnya, sekarang ini tidak ada kemajuan yang berarti dalam hal teknologi untuk baterai.

Kebanyakan perusahaan hanya berusaha untuk memperkecil semua komponen yang ada pada suatu produk dan memasukkan baterai berdaya besar - yang biasanya juga berukuran besar - ke dalam produk tersebut. Google tampaknya berusaha untuk merubah hal ini dengan membentuk sebuah tim untuk mengembangkan baterai berteknologi baru.

Berdasarkan laporan dari Wall Street Journal, lab Google X sedang melalukan eksperimen yang bertujuan untuk mengembangkan baterai berteknologi baru yang akan digunakan pada berbagai produk buatan Google. Baterai yang lebih canggih tentu dapat meningkatkan kualitas dari ponsel Nexus.

Meskipun begitu, tampaknya ponsel bukanlah satu-satunya produk yang akan diuntungkan oleh percobaan ini. Google juga berusaha mengembangkan baterai dengan teknologi yang lebih canggih untuk digunakan dalam industri lain, seperti di bidang kesehatan, robot dan komunikasi.

Meskipun begitu, masih belum diketahui apakah pengembangan baterai berteknologi baru ini akan menjadi prioritas Google atau tidak - WSJ menuliskan bahwa sekarang ini, hanya terdapat 4 orang dalam tim untuk mengembangkan baterai jenis baru ini.

Salah satu dari 4 orang tersebut adalah Dr. Ramush Bhardwaj, mantan pekerja Apple yang merupakan seorang ahli di bidang baterai.