Kamis, 06 November 2014

Radar Indonesia Belum Bisa Deteksi Pesawat Super Sonic

Binjai Tech - Dalam beberapa hari terakhir, TNI AU berhasil memaksa turun tiga pesawat asing yang melintas di kawasan Udara Indonesia. Pesawat yang berhasil diamankan adalah pesawat Beechcraft, pesawat asing komersial jenis Cessna, dan pesawat jet pribadi asal Arab Saudi.

Pengamat Militer Muhajir Efendi mengapresiasi hal tersebut. Sikap TNI AU ini adalah bentuk kemajuan terhadap dari sistem radar Indonesia dan ini menunjukkan bahwa kekuatan TNI AU mumpuni terutama dalam teknologi radar.

"Yang dilakukan sudah benar karena memang melanggar teritorial dengan terbang tanpa izin, makanya TNI AU memaksa turun pesawat-pesawat asing. Tentunya, pesawat asing melintas di wilayah Udara Indonesia tidak hanya saat ini saja," kata pria yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) kepada Okezone, Selasa (4/11/2014).

Sikap TNI AU, menurut pria yang pernah mengenyam pendidikan pendek tentang pertahanan negara di Pentagon, USA, itu tidak akan mengganggu hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain.

Muhajir menilai, Wilayah Udara Indonesia yang perlu diwaspadai tidak hanya pesawat-pesawat konvensional saja, melainkan pesawat-pesawat yang berteknologi tinggi. Radar TNI AU harus diperbaiki untuk mendeteksi pesawat super sonic dan pesawat siluman yang melintas di wilayah Udara Indonesia.

"Kemungkinan besar ada yang melintas. Dugaan saya, kita bukannya jarang memperhatikan wilayah Udara tapi karena teknologi radar Indonesia kurang mumpuni. Ke depan harus ada perbaikan," ujarnya.

Sebelumnya, tiga pesawat dipaksa mendarat oleh TNI AU, yaitu pesawat Beechcraft dan pesawat asing komersial jenis Cessna. Terakhir Pesawat jet Gulfstream HZ-103 asal Arab Saudi juga dipaksa turun namun sekitar pukul 22.42 Wita, diperbolehkan terbang sekira setelah membayar denda Rp60 juta dan melengkapi dokumen surat izin terbang di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar