Rabu, 29 April 2015

Yuk membudidayakan Jahe!

BinjaiTech - Jahe memang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman temu-temuan asal Asia ini banyak digunakan sebagai obat penyembuh dan pencegah berbagai penyakit. Meski demikian ternyata budidaya tanaman ini baru booming beberapa tahun terakhir seiring munculnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan produk alami. Peluang ini pun akhirnya banyak dilihat para petani untuk dibudidayakan.

Lepas dari budidaya jahe konvensional, kini ada teknik baru dalam berbudidaya jahe, yakni teknik rekayasa rimpang dengan merangsang rimpang jahe supaya bertingkat-tingkat, yang dikenal dengan istilah teknik verikultur. Teknik ini tidak banyak memakan tempat sehingga pola budidaya ini cocok untuk lahan sempit, lahan tidur atau lahan yang kurang produktif.

Budidaya jahe dengan menggunakan karung dengan media yang remah telah dilakukan di Hawai sejak 2004. Sementara di Indonesia, budidaya seperti ini mulai diterapkan oleh petani di Banjarnegara dan Brebes.

Adapun teknik pembibitan jahe verikultur ini terdiri dari 3 jenis, yakni :

1. Teknik Polybag

Teknik ini sangat cocok bagi para petani pemula karena mengaplikasiannya sangat mudah, Anda bisa membeli langsung kepada para pembuat bibit yang sudah disemai di polybag. Langkah pertama yang perlu mendapatkan perhatian adalah bibit jahe yang akan digunakan sebagai bibit, bibit jahe yang bagus adalah sebagai berikut:

Bibit jahe sudah berumus lebih dari 1 tahun. Untuk bisa membedakan, bibit jahe yang sudah tua biasanya bertekstur lebih keras, dengan warna yang lebih gelap.Pilihlah bibit jahe yang sehat, gemuk dan tidak keriputBibit jahe sudah terbebas dari sisa-sisa tanah yang menempel pada bibit.Bibit jahe sudah kering sehingga tidak perlu lagi menjemur

Setelah mendapatkan bibit jahe, bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering. Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam. Kemudian tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. Pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan.

Langkah selanjutnya adalah menyiapkan polybag dengan ukuran diameter 10cm, lalu Isi polybag dengan tanah dicampur BOKHASI dengan perbandingan 3:1. Masukkan bibit jahe kedalam polybag, ingat jika bibit jahe sudah mulai tumbuh tunas kecil, pemasangan jangan sampai terbalik, tunas menghadap ke atas, lalau tutup bibit jahe dengan tanah setebal 2 cm. Taruh bibit jahe polybag yang sudah terisi bibit jahe di tempat gelap, untuk merangsang pertumbuhan

Bibit jahe akan tumbuh tunas setelah berumur 1 minggu s/d 2 minggu, pertumbuhan tunas bibit jahe tidaklah seragam, jadi jangan terlalu heran jika pertumbuhan bibit jahe anda tidak seragam. setelah bibit jahe berdaun 3 lalu pindah ke media tanam yang diinginkan, bisa dipindah ke media tanam pola sak atau dengan pola gedek, atau pola batako (dibahas pada tulisan selajutnya)

Keuntungan dari pembibitan ini adalah tingkat keberhasilan tumbuh tunas lebih tinggi, dan juga praktis dan mudah pemindahannya, sehingga cocok untuk diperjualbelikan. Tetapi memakan biaya yang cukup tinggi.

2. Teknik Persemaian

Persyaratan pemilihan bibit dengan teknik ini sama persis dengan yang di atas, yang membedakan hanya teknik persemaiannya saja. Adapun langkah persemaiannya adalah sebagai berikut :

Bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik  selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering,Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam.Tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan. Siapkan persemaian tanah yang dicampur BOKASHI dengan perbandingan 3:1Sebar bibit jahe dengan merata di atas media tanah tersebut, lalau tutup dengan tanah setebal 2 cm.Tutup persemaian dengan sak atau daun selama 5 hariSetelah tumbuh tunas di atas tanah lepas penutup tadiUsahakan bibit jahe hanya terkena sinar matahari paling lama 2 jam di pagi hari, dengan kapasitas sinar yang masuk hanya 50% dengan menutup persemaian dengan paranet.Bibit siap dipindah setelah berdaun 3 atau lebih

3. Teknik Tanam Langsung

Teknik yang terakhir ini adalah teknik yang sangat mudah dan murah karena tidak memerlukan polybag untuk persemaian bibit.  Bibit jahe direndam dulu dengan larutan pestisida organik  selama kurang lebih 30 menit, setelah itu tiriskan sampai betul-betul kering. Setelah kering rendam lagi dengan larutan perangsang tumbuh dan PGPR selama 6 jam. Kemudian tiriskan dan gelar ditempat terbuka, siapkan pisau tajam atau cuter yang sudah steril, potong bibit yang terlalu panjang. pemotongan bibit usahakan paling kecil seukuran 2 ruas jari tangan.

Setelah itu bibit jahe sebar lagi ditempat yang rata, kalau bisa di dalam ruangan, lalu tutp bibit jahe dengan sak atau daun, setelah 5 hari buka dan pilihlah bibit yang sudah tumbuh tunas lalu masukkan ke media tanam, bisa media tanam sak, gedek atau batako, lalu tutup bibit jague dengan tanah setinggi 5 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentar